Assalamualaikum

BELAJARLAH!!

Rabu, 27 Januari 2010

Strategi Sukses UN

* Oleh Ismilah Ardianingrum

TINGGAL menghitung hari pelaksanaan Ujian Nasional ( UN ) tingkat SMA/MA, SMP/MTs, dan SD/MI (dikenal sebagai UASBN). Semua elemen pendidikan mempersiapkan sesuatunya dengan maksimal.

Mulai dari menambah jam belajar hingga beberapa kali pelaksanaan try out. Hal tersebut dilakukan untuk sebuah kesuksesan bersama di sekolah.

Sejauh ini sukses UN masih menjadi parameter keberhasilan sekolah dalam mengelola pendidikan. Namun dengan banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang kerap dilakukan berbagai pihak menjadikan hasil UN dipertanyakan kualitasnya.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan pelaksanaan UN. Sebagai guru kita harus menggunakan strategi yang tepat untuk menyiasati suksesnya UN bagi peserta didik.

Langkah-langkah ini dilakukan dari awal pembelajaran hingga menjelang hari pelaksanaan. Pertama, gunakan metode pembelajaran yang PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).

Di mana pun dan kapan pun sebuah metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran, sehingga peserta didik kita tidak sekadar tahu tapi juga memahami materi pembelajaran yang kita sampaikan. Cara ini dilakukan mulai dari pertama kali pembelajaran berlangsung di kelas.

Kedua, pendekatan interpersonal. Pendekatan ini dilakukan untuk memahami karakter peserta didik. Hal ini akan berpengaruh juga pada kedekatan emosional peserta didik dengan kita.

Pendekatan ini akan melahirkan sebuah harmonisasi hubungan guru dengan murid, sehingga ketika peserta didik mengalami kesulitan-kesulitan belajar maka dapat segera diatasi.

Ketiga, biasakan peserta didik dengan try out. Latihan ujian merupakan cara untuk mengadaptasikan peserta didik dengan soal-soal berstandar nasional.

Dengan terbiasanya berlatih maka peserta didik dapat memahami karakteristik soal UN sehingga memudahkan mereka menguasai soal nantinya.

Keempat, beri motivasi dan asah kecerdasan spiritual mereka. Usaha lahir memang penting, namun usaha batin pun tidak kalah penting. Doa bersama merupakan cara untuk mengasah spiritual peserta didik.

Cara ini dipandang efektif untuk meningkatkan kesadaran diri bahwa kekuatan mental seseorang dipengaruhi oleh kedekatannya pada sang Pencipta.

Sebagai guru kita tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajar atau mentransfer pengetahuan, tapi juga mendidik dan memotivasi peserta didik. Hal ini memberi dampak besar terhadap psikologi mereka ketika mengerjakan soal UN. Semoga Sukses UN tidak hanya sukses kuantitas saja tapi juga kualitas. (45)

�Ismilah Ardianingrum, staf pengajar MIN Muktisari Kebumen
http://pendis.depag.go.id/index.php?a=detilberita&id=4576

Ujian Pendidikan Agama dalam UASBN

endidikan agama akan diujikan secara nasional dan serentak pada 2010. Konsep ujian yang dinamakan USBN ini merupakan hasil integrasi antara ujian nasional (UN) dengan UAS, sebab sifatnya yang nasional dan serentak sama seperti penyelenggaraan UN (Prof Mungin Eddy Wibowo, Anggota BNSP)

Rencana pemerintah yang akan menggelar ujian pendidikan agama secara serentak mulai tahun 2010 dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dinilai perlu untuk dikaji ulang.

“USBN pelajaran agama sebenarnya positif, namun pola penyelenggaraannya perlu diperjelas,” kata Direktur Lembaga Pengembangan Intelektual dan Pendidikan (LePIP) Jawa Tengah, M. Rikza Chamami di Semarang, Selasa.

Menurut dia, kejelasan pola penyelenggaraan USBN pelajaran agama, di antaranya terkait pembagian tugas pembuatan soal antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang dilakukan secara proporsional.

“Meskipun sudah dibagi, pemerintah pusat mendapat jatah 25 persen dan pemerintah daerah 75 persen, namun pemerintah daerah harus jeli terhadap materi pelajaran agama yang diajarkan di sekolah,” katanya.

Ia mengatakan, jangan sampai soal-soal pendidikan agama yang dibuat di daerah justru mengaburkan substansi fitrah agama dan membuat kotak-kotak agama secara lokal di daerah-daerah.

“Ruh ujian pendidikan agama juga perlu dikembalikan sesuai amanat pasal 30 Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,” kata pengajar Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang itu.

Proses penyelenggaraan pendidikan agama harus diselenggarakan secara demokratis, berkeadilan, dan tidak diskriminatif, dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, kultur, dan kemajemukan bangsa.

Ia menilai, hal tersebut dimaksudkan agar pendidikan agama tidak menjadi pemicu lahirnya sikap fanatisme sempit yang justru akan mengaburkan nilai nasionalisme.

Selain itu, kata dia, bentuk pendidikan agama juga berbeda, seperti pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis, sehingga soalnya jangan disamaratakan.

“Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional perlu berkoordinasi secara matang, mengingat USBN pendidikan agama baru diselenggarakan pada tahun ini, sehingga perlu disosialisasikan,” kata Rikza.

Sebelumnya, anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Prof Mungin Eddy Wibowo mengatakan, pendidikan agama akan diujikan secara nasional dan serentak pada 2010.

Menurut dia, konsep ujian yang dinamakan USBN tersebut merupakan hasil integrasi antara ujian nasional (UN) dengan UAS, sebab sifatnya yang nasional dan serentak sama seperti penyelenggaraan UN.

Namun, kata dia, penyelenggaraan USBN tetap menjadi bagian dari penyelenggaraan UAS yang akan dilakukan setelah UN.

“Sebenarnya, pendidikan agama yang dimasukkan dalam USBN berlaku untuk semuanya, namun hingga saat ini baru kisi-kisi soal pendidikan agama Islam yang sudah diterima,” kata Mungin yang juga mantan Ketua BSNP tersebut.

Sabtu, 16 Januari 2010

for prita

Koin untuk Prita Terkumpul Enam Ton] Koin untuk Prita Terkumpul Enam Ton

Liputan6.com, Jakarta: Koin, koin, dan koin lagi. Berbagai elemen masyarakat, pelajar, guru, polisi, pegawai negeri sipil, wartawan, hingga pejabat di seluruh Indonesia terus mengumpulkan koin. Ini adalah "koin cinta" untuk Prita Mulyasari. Dukungan warga guna membantu ibu dua anak yang divonis harus membayar Rp 204 juta kepada Rumah Sakit Omni Internasional, Tangerang, Banten, itu terus mengalir.

Hingga Jumat (11/12), total koin yang telah terkumpul di Posko Peduli Prita di Komplek PWR, Jalan Margasatwa, Jatipadang, Pasarminggu, Jakarta Selatan, lebih dari Rp 151 juta. Uang tersebut dalam bentuk koin pecahan Rp 100, Rp 500, dan Rp 1.000. Jika ditimbang, beratnya mencapai hampir enam ton.

Besarnya dukungan terhadap Prita, menurut sosiolog Imam Prasodjo sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap sistem hukum yang tidak berpihak pada rakyat kecil [baca: Sudah Terkumpul Dua Ton Koin]. Selengkapnya simak video berikut.(BOG/ANS)
http://id.news.yahoo.com/lptn/20091211/tpl-koin-untuk-prita-terkumpul-enam-ton

Minggu, 10 Januari 2010

Cak munif

Aku adalah seorang laki laki yang dilahirkan di dunia ini diberinama oleh kedua ortuku dengan nama munif. Cak munif itulah banyak orang memanggilku.